Selasa, 26 November 2013

Kado Istimewa

Aku melihat sekotak kado tergeletak kaku di sudut meja kerjaku. Masih terbungkus rapi, sangat sungkan mengeluarkan isinya. Malas, hanya diisi dengan setumpuk nostalgia.

Kado ini membawa keceriaan dan rasa tersendiri saat aku menerimanya. Barangkali, saking sepinya hari ulang tahunku. Tapi aku bersyukur, masih ada orang yang begitu peduli denganku. Walau bagaimanapun keadaanku saat ini. Entah benar-benar peduli, ataukah hanya basa-basi belaka. Aku tetap percaya, Tuhan akan membuat hidupku lebih indah.

Ulang tahunku jatuh pada tanggal 19 November, dan aku menerima kado ini esok harinya. Menggelitik, ketika Mas Iwan (satpam kampus kami) memanggilku saat aku baru mau masuk kelas. "Bar, kemaren ada kiriman buat kamu. Tapi aku gak tau pasti itu buat kamu atau bukan."  Katanya serius. " Serius mas Iwan?" Kaget, aku pun mencoba meyakinkan diriku.

Tidak ada kabar apapun dari orang2 terdekatku, tiba-tiba dapat Informasi dari kampus, aku mendapat paket kiriman. Aku tak percaya. Aku kemudian mengirimkan sms ke beberapa teman-teman dekatku di Sumatera. Termasuk Nuccha, seorang gadis cantik berjilbab yang pernah berbagi kebahagiaan bersamaku.

Tak lama kemudian, mas Iwan kembali menghampiriku. "Bar, paket itu bukan untuk kamu. Kemaren katanya sudah di ambil oleh orang yang punya". Oh, bukan pikirku. Aku telah terlanjur berharap paket itu adalah untukku. Senyum lesu pun terukir diwajahku, lemas.

Namun, sms ku di balas oleh Nuccha. "Iya, Kok kamu tau aku yg ngirim paket? Seharusnya udah sampe 2 hari yg lalu lho."
Mungkin wajahnya tetap tenang saat membalas sms ku ini. Yah, tidak ada berita apapun sebelumnya. Mungkin dia bermaksud untuk surprise. Kejutan yang terlambat. :)

Aku berlari mengejar mas Iwan yang terlanjur pergi. Menangkapnya dan bilang kalau kado itu memang untukku. Mas Iwan lalu mengajakku ke kantor STIEBBANK untuk mengambilnya. Ternyata, aku bersyukur kadonya masih ada. Dengan perasaan lega dan terharu aku menerima kado itu.. Menunggu waktu yang tepat untuk membukanya. Aku bahagia hari ini, wajahku mengeluarkan aura yang segar. Aku melangkah menuju kelasku dengan perasaan puas dan senang.

Sekarang, beberapa isi kado itu berserakan di depanku. Setidaknya, isinya tidak sesuai dengan kenyataan sekarang. Aku mengambil sebuah buku nostalgia yang tampaknya di buat dengan tangan Nuccha sendiri. Membuka lembar kedua, dan membaca puisi darinya. Ah bukan puisi, cuma beberapa bait kata cinta.

"Aku mencintaimu... dengan kaki, ku akan berdiri di sampingmu dengan penuh kepercayaan diri, membiarkanmu menentukan arah, dan mengikuti saranmu". Kata-kata terakhir dari bait kata cinta itu. Aku bertanya-tanya dalam hati, benarkah?

Membiarkanmu menentukan arah, kata-kata ini adalah senjata untuknya. Ketika aku mengubah haluan dan arah hidupku. Ikutkah? Pada kenyataannya tidak. Manusia bodoh mana yang mau mengikuti kehidupan orang gila dengan pemikiran liarnya. Aku adalah orang gila itu, aku berfikir liar. Banyak wanita yang takut untuk hidup berdampingan denganku. Mereka kemudian Menyerah!!

Aku hanyalah orang yang berusaha bangkit. Aku bisa melihat orang-orang yang datang mendukung, dan orang-orang yang pergi.  Keadaanku sekarang, bukan diriku yang sekarang. Keadaanku sekarang, adalah cerminan diriku di masa lalu. Aku yang sekarang, bisa kau lihat di masa depan. Tapi sanggupkah engkau melihat? Pikir ku kembali memberontak liar.

Pagi ini pun, aku masih teringat bau parfum yang selalu dipakainya. Mungkin terlalu kuat menempel di memoriku, sehingga seolah dia ada disini. Memelukku dengan hangat, ahh hanya dalam pikiranku saja. Sudah hampir 2 tahun berlalu sejak aku mengenalnya. Wajar saja kalau masih membekas di kepalaku.

Membuka lembar-lembar berikutnya, membuatku sedikit tertawa. Sudah terlalu keras berjuang di Jogja ini ternyata, sampai diingatkan dengan nostalgia-nostalgia yang lucu. Teringat dengan kendaraanku dulu, "Tongkang" motor Win butut yang selalu membanggakanku. Banyak kenangan melekat bersama sepeda motor ini. Mogok, Nabrak Sapi, Rantai Putus, sampai beberapa temanku rebutan untuk meminjamnya ke kampus. Sungguh gila..

Lembar terakhir, lembar yg ditulis sendiri olehnya. "Aku cuma bisa ingetin dari sini dan doain kamu, support kamu.. dan yang pasti sesibuk apapun jangan lupa hubungi aku yah" terlulis dengan sangat rapi. Sangat lancar. Mengiang di kepalaku.. kata-kata sesibuk apapun jangan lupa hubungi aku..

Ingin rasanya bertanya, kemana kamu saat aku mencoba menghubungi? Ahh Sudahlah.. wanita tidak mau disalahkan soal ini.

Menutup lembaran di buku itu. Aku semakin sadar. Manusia selalu berubah. Manusia selalu mencari hal-hal yang menguntungkan baginya. Tidak pria maupun wanita, sama saja. Tidak ada yang mau disalahkan soal ini. Karena ini suatu hal yang alami, wajar. Sistem bertahan hidup yang dimiliki oleh manusia penyebabnya..

Tidak akan ada orang yang bertahan dalam satu hubungan, kalau dia merasa tidak hidup. Hubungan yang sehat adalah hubungan yang hidup..

Selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar