Sabtu, 21 Desember 2013

Lihatlah yang Tak Terlihat!

Setiap manusia itu unik. Berbeda dengan yang lain. Tak ada satupun manusia yang menjadi bayangan manusia lain. Setiap pribadi bisa jadi menarik, layaknya mozaik yang terpecah dan memiliki retakan-retakan yang sempurna.

Bagitu juga saya, begitu juga Anda sobat.

Coba palingkan wajah mu ke cermin. Kamu pasti akan melihat sosok yang begitu palsu. Telanjanglah, lihat lagi dirimu ke cermin. Kamu akan benar benar tau siapa dirimu sebenarnya.

Perhatikan dengan baik, lihat dengan seksama. Telusuri lekuk demi lekuk postur tubuhmu. Raba apapun yang kau anggap perlu. Itu tubuhmu. Itu hanyalah seonggok daging yang memiliki nyawa. Lalu, siapakah dirimu?

Pernah bertanya, mengapa bentuk tubuhmu, wajahmu, warna kulitmu, tercipta seperti itu? Seberapa sering kita merawat tubuh ini? Seberapa dalam cinta kita kepada tubuh ini? Bagaimana nanti kalau tubuh ini tak bernyawa? Tersenyum kah? Menangiskah? Atau tetap seperti halnya kau lihat dicermin?

Itulah dirimu, dan hanya fisikmu..

Bagaimana dengan mental?
Oh mudah saja.. Manusia itu aneh, setiap manusia tidak ada yang memiliki hobi, jenis tulisan, makanan kesukaan, acara favorit yang sama. Banyak hal berbeda di setiap bidang. Setiap manusia itu unik, dan bagusnya keunikan itu saling melengkapi satu sama lain.

Penghambat pertumbuhan mental terbesar seorang manusia adalah rasa malas dan rasa takut..

Rasa malas, atasilah dengan bersahabat dengannya. Loh kenapa? Rasa malas itu muncul dari dirimu sendiri. Rasa malas itu baik, maka bersahabatlah dengannya. Beri "Rasa Malas" itu kasih sayang, dan beberapa tugas yang mesti dikerjakan. Buatlah dia sibuk, agar dia juga cinta kepadamu. Berkomunikasilah, maka Rasa malas pun tak akan lagi menggangumu. :)

Rasa takut, ini lah yang selalu memberitahumu banyak hal tentang bahaya. Takut itu baik, tapi terkadang kita suka berlebihan. Ibarat garis kuning polisi, rasa takut membatasimu pada hal-hal yang kau ketahui saja. Maka belajar banyak hal akan membuat rasa takut bersahabat denganmu. Hanya akan muncul jika memang benar-benar diperlukan.

Lagi, lihatlah banyak hal di sekelilingmu. Lihatlah hal-hal yang tak terlihat. Karena dunia ini penuh dengan keajaiban. :D

By. Bara Lavahsva

Selasa, 17 Desember 2013

Mau Instan, Tak Mau Berproses.

Ada banyak impian yang sebenarnya kita ciptakan di dunia ini. Namun, sudah berapa banyak yang benar-benar terwujud? Mulai dari hal kecil saja, saat kita masih anak-anak. Kita sering bermimpi mendapat mainan baru. Ketika bertemu dengan mainan itu, kita selalu menggunakan berbagai macam cara untuk mendapatkannya, salah satunya "merengek".

Banyak impian yang tercipta saat kita masih anak-anak. Sampai sekarang pun masih ada yang mempertahankan mimpi masa kecilnya. Mimpi, membuat kita mampu berkreatifitas dalam imajinasi.

Apakah mimpi kita sudah terwujud? Jawabannya relatif. Ada beberapa orang dari kita yang sudah mewujudkan mimpinya, ada juga yang memiliki kendala. Salah satu dan yang paling berpengaruh adalah malas.

Bukan cuma malas saja, dari malas muncul pula sifat anakannya, yaitu sifat serba instan. Iya, sebagian dari kita sangat menyukai hal-hal yang berbau instan. Mulai dari mie instan, kaya secara Instan, Duit instan, Jabatan Instan, Kuliah Instan, dan lain sebagainya.

Instan itu bukan sesuatu yang buruk. Tapi mental instan itu jelas hal yang merugikan! Instan sering kali dikaitkan dengan cepat, gesit, mendadak, dan tanpa proses yg panjang. Namun, untuk mencapai sesuatu hasil yang instan, bukan berarti dibuat dengan proses yang instan dong. :)

Ada yang tidak diketahui oleh sebagian orang. Yaitu sesuatu hal yang instan itu hanyalah "hasil" dari sebuah proses yang panjang. Analogikan seperti mie instan, proses pembuatan menjadi mie instans itu merupakan hal yg rumit dan panjang. Dari bahan, pengolahan mie, pengolahan bumbu, pembungkusan, pengepakkan, dan pengiriman.

Mental yang instan, hanya melihat hasilnya saja. Tidak mau berproses. Kepingin hasil yg cepat tanpa melalui proses yang tepat. Ini berbahaya, ketika menemui kegagalan, akan selamanya gagal. Berbeda dengan mental pemenang. Dia mengetahui bahwa segala sesuatu membutuhkan proses, jadi dia belajar prosesnya, kemudian membuat mimpinya terwujud seperti instan.

Orang-orang yang maunya instan tapi tak mau berproses ada banyak jumlahnya, dan itupun bisa dilihat dilingkungan sekitar kita. Seperti, kuliah di kampus pencetak pengusaha, baru 3 bulan udah mau resign. Atau, ikutan MLM, baru 4 bulan udah memutuskan keluar jalur. Orang-orang seperti itu biasanya orang yang malas berusaha. Hanya menyalahkan orang lain atau keadaan. Lebih parah lagi kalau dia juga menyalahkan Tuhan.

Seorang yang memiliki mental pemenang, lebih memilih proses pembuatan mie di pabrik.. dari pada memilih memasak mie instan dirumah. ;)

By. Bara Lavashva

Mau Instan, Tak Mau Berproses.

Ada banyak impian yang sebenarnya kita ciptakan di dunia ini. Namun, sudah berapa banyak yang benar-benar terwujud? Mulai dari hal kecil saja, saat kita masih anak-anak. Kita sering bermimpi mendapat mainan baru. Ketika bertemu dengan mainan itu, kita selalu menggunakan berbagai macam cara untuk mendapatkannya, salah satunya "merengek".

Banyak impian yang tercipta saat kita masih anak-anak. Sampai sekarang pun masih ada yang mempertahankan mimpi masa kecilnya. Mimpi, membuat kita mampu berkreatifitas dalam imajinasi.

Apakah mimpi kita sudah terwujud? Jawabannya relatif. Ada beberapa orang dari kita yang sudah mewujudkan mimpinya, ada juga yang memiliki kendala. Salah satu dan yang paling berpengaruh adalah malas.

Bukan cuma malas saja, dari malas muncul pula sifat anakannya, yaitu sifat serba instan. Iya, sebagian dari kita sangat menyukai hal-hal yang berbau instan. Mulai dari mie instan, kaya secara Instan, Duit instan, Jabatan Instan, Kuliah Instan, dan lain sebagainya.

Instan itu bukan sesuatu yang buruk. Tapi mental instan itu jelas hal yang merugikan! Instan sering kali dikaitkan dengan cepat, gesit, mendadak, dan tanpa proses yg panjang. Namun, untuk mencapai sesuatu hasil yang instan, bukan berarti dibuat dengan proses yang instan dong. :)

Ada yang tidak diketahui oleh sebagian orang. Yaitu sesuatu hal yang instan itu hanyalah "hasil" dari sebuah proses yang panjang. Analogikan seperti mie instan, proses pembuatan menjadi mie instans itu merupakan hal yg rumit dan panjang. Dari bahan, pengolahan mie, pengolahan bumbu, pembungkusan, pengepakkan, dan pengiriman.

Mental yang instan, hanya melihat hasilnya saja. Tidak mau berproses. Kepingin hasil yg cepat tanpa melalui proses yang tepat. Ini berbahaya, ketika menemui kegagalan, akan selamanya gagal. Berbeda dengan mental pemenang. Dia mengetahui bahwa segala sesuatu membutuhkan proses, jadi dia belajar prosesnya, kemudian membuat mimpinya terwujud seperti instan.

Orang-orang yang maunya instan tapi tak mau berproses ada banyak jumlahnya, dan itupun bisa dilihat dilingkungan sekitar kita. Seperti, kuliah di kampus pencetak pengusaha, baru 3 bulan udah mau resign. Atau, ikutan MLM, baru 4 bulan udah memutuskan keluar jalur. Orang-orang seperti itu biasanya orang yang malas berusaha. Hanya menyalahkan orang lain atau keadaan. Lebih parah lagi kalau dia juga menyalahkan Tuhan.

Seorang yang memiliki mental pemenang, lebih memilih proses pembuatan mie di pabrik.. dari pada memilih memasak mie instan dirumah. ;)

By. Bara Lavashva

Minggu, 08 Desember 2013

Mengatas namakan Tuhan!

Aku merasa takut ketika mau menulis ini, ada kengerian yang mendalam mengalir melalui aliran darahku. Memecahkan logika, dan membuat pusing kepala. Ketakutan akan kesalahan yang selama ini dianggap benar.

Sebenernya, tidak berlaku benar atau salah dalam hidup. Yang ada hanyalah keinginan dan kemampuan berbenah diri. Kesalahan pun kadang menjadi pelajaran, jika diketahui secara Sadar. Kebenaran pun bisa menjadi momok yang menakutkan, jika tidak merujuk pada sumber yang jelas.

Apakah dibenarkan kalau kita berbicara atas nama Tuhan, Sedangkan kita percaya, akal kita tidak akan pernah mencapai Tuhan?

Maksudku, ada beberapa banyak individu di antara kita berbicara bijak seperti.. "Tuhan itu akan memaafkan hambanya". "Tuhan itu tidak akan membiarkan hambanya terlantar". Kemudian banyak kata-kata lain yang sejenis, mengatas namakan Tuhan.

Yang benar saja..

Apakah kamu benar-benar berkomuniksi dengan Tuhan? Kemudian Tuhan "berbicara" kepadamu dengan kata-kata seperti itu? Kalau ada yg bilang iya, saya tidak Percaya!

Seorang manusia yang notabene makluk yang lemah, seolah-olah mendikte Tuhan. "Tuhan itu seperti ini... Tuhan itu seperti itu.." dan sebagainya. Seakan-akan Tuhan melakukan sesuatu sesuai pemikirannya. Jelas ini tidak mungkin!
Pantas saja, ketika kamu berkata hal yang seperti itu, teman-temanmu malah memilih untuk menjadi Atheis.

Sesuai dengan Agama yg aku pelajari. Tuhan itu Maha Berkehendak, Maha Baik, dan Maha Bijaksana.
Kata "Maha" saja aku tidak mengerti arti sebenarnya.
Apa lagi ditambah, Maha Berkehendak. Yah suka-suka dong Tuhan mau ngapain.. ?!

Kecuali, kamu berkata seperti itu dengan mengutip kitab suci. Atau hadist. Yang pasti, namanya kutipan pasti mencantumkan sumbernya..

Jika kamu masih saja seolah-olah bijak seperti berkata seakan-akan perkataanmu adalah firman Tuhan. Tidak mencantumkan sumber dari mana, dan seenaknya mendikte Tuhan seperti itu. Perlu diselidiki, kamu kah salah satu penyebar aliran sesat?

Mungkin hal-hal seperti itu sudah lumrah, sudah dianggap benar. Tapi ini hanyalah Anggapan, bukan Kenyataan. Kenyataannya adalah, sesuatu hal yg berbau Tuhan, tetapi tidak mencantumkan sumbernya (kitab suci, atau hadist) bisa dibilang itu hanyalah fitnah..

Menurutku, hanya orang-orang yang kurang berfikir lah yang mengatas namakan Tuhan dalam setiap kata-katanya..

Sekian.

By. Bara Lavashva.

Setan Berhati Malaikat

Aku tertawa ketika seorang teman mengaku "aku ini Iblis, tapi aku berhati malaikat". Memang benar, bisa di bilang dia adalah seorang iblis. Iblis yang memiliki otoritas lebih tinggi di atas Setan.

Setan biasanya menjelma dalam wujud manusia. Selalu melakukan keburukan dan kejahatan. Tapi apakah benar selalu begitu? Tidak selamanya setan melakukan kejahatan. Bisa dibilang, setan melakukan kebaikan untuk dirinya sendiri, egois.

Begitulah sifatnya, sudah alamiah dan ditakdirkan. Namun cuma itukah? Tuhan tidak mungkin menciptakan makhluk yang "hanya sebatas itu" untuk meruntuhkan dunia.  Ada banyak hal yang tidak aku ketahui tentang Iblis dan Setan. Bagaimana aku bisa mengalahkan mereka? Sedangkan aku tidak tau, senjata apa yang dipegang musuh?

Atau jangan-jangan mereka bisa juga dibilang dermawan dan sosialis. Karena juga mengajak teman2nya untuk bergabung bersamanya ke Neraka!! Tidak pernah ingin sendirian, selalu melibatkan orang lain dalam masalah.

Mengajak orang lain untuk lebih serakah, sehingga tidak memikirkan hal lain selain dirinya sendiri. Oh ya, ditambah selalu melarikan diri, dan meninggalkan teman2nya ketika ditimpa masalah.

Begitulah setan dalam bayangan dan pemikiranku. Sedangkan Iblis.. lebih mengerikan dari itu, siapakah yang mengajarkan keburukan kepada setan? Ia lah Iblis..

Tidak semua hal di ajarkan oleh guru kepada muridnya. Ada banyak pemikiran, ilmu yang berbeda, sifat, kelakuan yang sesuai, dan kemampuan untuk mengubah orang lain, serta kemampuan mengajar, pasti tidak diajarkan kepada murit. Begitulah seorang guru, begitu juga seorang Iblis...

"Semakin sering kita mengajarkan kemampuan kita kepada orang lain, semakin bertambahlah ilmu kita". Semakin sering Iblis mengajari Setan, semakin kokoh kekuatan Iblis untuk menghancurkan manusia.

Iblis, kemudian berubah menjadi sosok yang dikagumi oleh Setan serta pengikutnya. Jika Iblis sombong, congkak dan angkuh, maka akan jatuhlah dan runtuhlah dia. Tapi tidak ada bukti kalau kerajaan Iblis telah runtuh. Bahkan rumor pun terdengar, bahwa kerajaan Iblis kokoh hingga saat ini.

Mungkin, Iblis memiliki sisi baiknya juga. Dia akan sangat baik kepada setan dan para pengikutnya. Akan berlaku adil, jujur, dan bersifat membimbing dan melayani. Dan akan sangat buruk kepada musuh-musuhnya. Atau menyesatkan orang yang tidak berpihak kepadanya.

Kemudian.. Aku lihat, seperti itu juga manusia. Hanya setia dan loyal kepada orang-orang yang sepaham. Kemudian saling berperang dan menghancurkan orang-orang yang tidak sepaham. Dalam konteks ini manusia, maksudku.. Lihatlah manusia sekeliling mu. Apakah seperti itu?

Malaikat?
Aku tidak mengerti apa-apa tentang makhluk ini. Serba sempurna, kerja sesuai dengan perintah, pintar, cerdas, memiliki akal budi, namun tidak memiliki "perasaan". Apakah malaikat ini layaknya robot di dunia manusia?
Ataukah seperti setumpuk program dikomputer? Aku tidak mengerti.

Bisa dibilang, Malaikat makhluk yang ditempatkan di tempat yang tinggi. Juga ada beberapa manusia yang mengagungkannya. Jelas aku bukan..

Dimana kah letak Tuhan dalam hal ini?
Tuhan adalah yang mengetahui segalahnya, dia lah yang mengajari Jin, Iblis, dan manusia. Dia lah yang membuat program "malaikat".

Kemudian aku sadar... kemampuan berfikirku, tidak akan pernah menjangkau kekuatan Tuhan.

By. Bara Lavashva

Kamis, 05 Desember 2013

Kesadaran akan Uang..

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan rupiah di Internet. Salah satunya yaitu keikutsertaan di member InvestasiCerdas Nah, disini saya mau cerita sedikit tentang web tersebut.

Awalnya, saya pikir mencari rupiah di media online itu sulit. Dengan banyaknya tools dan HTML yang perlu dipelajari, serta saya tak punya waktu untuk membangun itu semua. Apalagi, mengikuti khursus Bisnis Online diluaran yang harganya diatas lima jutaan. Sedikit mencekik keuangan saya.

Pun beberapa teman saya ada yang kursus, dengan ikhlas mereka pun sharing ilmu yang didapat. Alhasil, saya mengerti tentang dunia bisnis online walau hanya sedikit. Mengenai adsense, keyword, dan promosi praktis. Namun lagi-lagi hal itu berbayar, dan tidak murah, masih diatas kesanggupan keuangan saya.

Kemudian, saya pun mengerti. Tidak ada bisnis online yang menghasilkan tanpa mengeluarkan modal atau biaya. Saya merasa tertampar ketika saya mencobanya sendiri. Yang saya perhatikan dari cara teman-teman saya berbisnis online adalah.. Mereka rela mengeluarkan sedikit uang, untuk mendapatkan uang yang lebih banyak lagi. Ya itu benar..

Saya akhirnya sadar, Investasi sedikit uang, untuk menghasilkan lebih banyak uang. Investasi lagi lebih banyak, untuk mengeruk lebih banyak lagi. Dan begitulah polanya terus menerus.

Apa yang terjadi dengan orang-orang yang "pelit" merogoh kocek untuk investasi, seperti saya dulu? Yah, mereka akan tertinggal, semakin tertinggal, dan semakin jauh tertinggal. Apa yang terjadi dengan orang-orang yang tertinggal?

MEREKA TERJAJAH !!!

Benar... Itu benar Sekali!! Mereka akan terjajah secara mental, psikologis, pemikiran, keuangan, dan lebih lagi.. Secara tidak sadar, mereka membiarkan dan merelakan dirinya terjajah! Padahal kita sudah lama merdeka. Saya tidak mau seperti itu.. Saya MUAK!! saya pun berbenah.

Sepertinya mental miskin sudah melekat di kebudayaan kita. Mental miskin = "Segala sesuatu dapat dibeli dengan uang". Sedangkan kebalikannya Mental kaya = " Segalanya bisa digunakan untuk menghasilkan uang yang banyak, bahkan uang itu sendiri".

Untuk mengubah mental saya, dari mental miskin menjadi mental kaya. Saya pun BELAJAR!!! Bertekat keluar dari penjajahan terselubung, yang selama ini mengekang pemikiran dan perbuatan kita. Salah satu kekangan itu adalah pemikiran kita yang mengatakan "Ngapain sih repot-repot keluar uang untuk Investasi?"

Buang jauh-jauh pemikiran itu..

Karena sebenarnya perkembangan otak dan pemikiran kita lebih berharga dari pada UANG!! Apalagi hanya uang kecil, yang teman-teman saya menganggapnya receh.

Saya tertinggal dari teman-teman saya, tapi saya mau belajar dan mau mengejar ketertinggalan. Saya tidak mau dijajah, maupun dikekang. Karena saya merdeka, saya ingin hidup bebas. Termasuk bebas waktu dan bebas finansial. Dan bebas untuk tidak memikirkan hal itu lagi..

Kemudian, saya ambil laptop.. membuka Internet. Dan memulai nya dari sini..
klikdisini


By. Bara Lavashva