Rabu, 05 Februari 2014

Berhenti Beralasan, Maju dan Menang!

Alasan adalah hal utama yang seringkali memicu kita untuk berhenti. Terutama alasan yang menunjukkan kekurangan, keterbatasan, ketidakmampuan, dan lainnya. Ditambah lagi alasan dari lingkungan sekitar, tekanan sosial seperti tidak ada pendukung, tidak ada penasihat, dan tidak punya teman.

Saya ingat 2 tahun lalu, ketika pertama kali mengikuti Pelatihan Pengembangan Diri dari Hitmansystem di Jakarta. Dimana saat itu pemikiran saya di cerahkan dengan pengetahuan yang bermanfaat tentang Pengembangan Diri, Finansial, dan terutama tentang Romansa. Ditambah lagi dengan pengenalan lingkungan pengembangan yang supportif disetiap kotanya.

Mendapat pengetahuan baru dan kemampuan baru, saya merasa bersemangat dan pulang ke Kota Palembang dengan penuh gairah. Menerapkan semua kebiasaan yang telah dipelajari, dan wajib diterapkan. Tidak semulus yang saya kira, hambatan demi hambatan sering saya alami.

Hambatan dan kegagalan yang sering kali datang membuat mental saya melemah. Apalagi tidak adanya teman supportif yang mendukung apa yang saya lakukan. Ditambah berbagai alasan lain yang menggagalkan saya. Gagal, kemudian saya menyerah.

Namun, menyerah bukanlah solusi yang dapat menyelesaikan masalah. Setelah saya berhenti berjuang, masalah yang datang bukannya berkurang malah bertambah dan terkomplikasi. Berat, dengan pikiran yang semakin kacau.

Saya melihat semua sisi kehidupan saya semakin hancur. Jika saya biarkan, beberapa tahun lagi mungkin saya tidak akan eksis lagi di dunia ini. Mati dalam sisa-sisa kehidupan. Oh tidak, tidak akan saya biarkan hidup saya sia-sia seperti itu.

Seperti bermain puzzle, saya merangkai satu per satu keping-keping hidup saya yang masih tersisa. Menyusunnya, merekatkan pecahannya, dan memolesnya kembali agar terlihat lebih halus. Jreenggg, jadilah hasil karya seni yang indah.

Memulai kembali bukan dari awal. Saya melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dianjurkan tanpa menghiraukan tekanan sosial sekitar. Sesekali melihat kebelakang dan mengoreksi diri, memperkirakan sudah sejauh mana saya melangkah.

Lama kelamaan, tekanan sosial bisa saya atasi. Penolakan dan kegagalan itu sudah tidak berasa lagi, terasa ‘BEBAL’ karena sudah terbiasa dengan kegagalan. Ketika berhasil, energi saya sungguh luar biasa. Emosi senang, bahagia, gembira, bangga, merasa king of the world, muncul seketika saat saya berhasil. Saya merasa Menang. I Win this game.

Tentunya tidak berhenti sampai disitu, pada tahun ini saja saya masih bergerak. Melangkah maju menuju tujuan saya berikutnya. So guys, jangan menyerah dan pasrah dengan keadaan. Ayo sama-sama berjuang untuk meraih hidup yang lebih baik.

Spread the Love !!

Bara Lavashva