Alasan adalah hal utama yang seringkali memicu kita untuk
berhenti. Terutama alasan yang menunjukkan kekurangan, keterbatasan,
ketidakmampuan, dan lainnya. Ditambah lagi alasan dari lingkungan sekitar,
tekanan sosial seperti tidak ada pendukung, tidak ada penasihat, dan tidak
punya teman.
Saya ingat 2 tahun lalu, ketika pertama kali mengikuti
Pelatihan Pengembangan Diri dari Hitmansystem di Jakarta. Dimana saat itu
pemikiran saya di cerahkan dengan pengetahuan yang bermanfaat tentang
Pengembangan Diri, Finansial, dan terutama tentang Romansa. Ditambah lagi
dengan pengenalan lingkungan pengembangan yang supportif disetiap kotanya.
Mendapat pengetahuan baru dan kemampuan baru, saya merasa
bersemangat dan pulang ke Kota Palembang dengan penuh gairah. Menerapkan semua kebiasaan
yang telah dipelajari, dan wajib diterapkan. Tidak semulus yang saya kira,
hambatan demi hambatan sering saya alami.
Hambatan dan kegagalan yang sering kali datang membuat
mental saya melemah. Apalagi tidak adanya teman supportif yang mendukung apa
yang saya lakukan. Ditambah berbagai alasan lain yang menggagalkan saya. Gagal,
kemudian saya menyerah.
Namun, menyerah bukanlah solusi yang dapat menyelesaikan
masalah. Setelah saya berhenti berjuang, masalah yang datang bukannya berkurang
malah bertambah dan terkomplikasi. Berat, dengan pikiran yang semakin kacau.
Saya melihat semua sisi kehidupan saya semakin hancur. Jika
saya biarkan, beberapa tahun lagi mungkin saya tidak akan eksis lagi di dunia
ini. Mati dalam sisa-sisa kehidupan. Oh tidak, tidak akan saya biarkan hidup
saya sia-sia seperti itu.
Seperti bermain puzzle, saya merangkai satu per satu
keping-keping hidup saya yang masih tersisa. Menyusunnya, merekatkan
pecahannya, dan memolesnya kembali agar terlihat lebih halus. Jreenggg, jadilah
hasil karya seni yang indah.
Memulai kembali bukan dari awal. Saya melakukan
kebiasaan-kebiasaan yang dianjurkan tanpa menghiraukan tekanan sosial sekitar.
Sesekali melihat kebelakang dan mengoreksi diri, memperkirakan sudah sejauh
mana saya melangkah.
Lama kelamaan, tekanan sosial bisa saya atasi. Penolakan dan
kegagalan itu sudah tidak berasa lagi, terasa ‘BEBAL’ karena sudah terbiasa
dengan kegagalan. Ketika berhasil, energi saya sungguh luar biasa. Emosi
senang, bahagia, gembira, bangga, merasa king of the world, muncul seketika
saat saya berhasil. Saya merasa Menang. I Win this game.
Tentunya tidak berhenti sampai disitu, pada tahun ini saja
saya masih bergerak. Melangkah maju menuju tujuan saya berikutnya. So guys, jangan
menyerah dan pasrah dengan keadaan. Ayo sama-sama berjuang untuk meraih hidup
yang lebih baik.
Spread the Love !!
Bara Lavashva